Prinsip-Prinsip dalam Sintesis Senyawa Organik


Haiii....
Pada kali ini, saya akan membahas tentang prinsip-prinsip dalam sintesis senyawa organik. Kita semua tahu bahwa senyawa organik ini merupakan senyawa yang didalamnya terdapat atom C. Yang nama pada blog ini, yang dibahas adalah prinsip dalam sintesis atau pembentukannya. Senyawa organik ini banyak macamnya. Dalam sintesis ini saya akan mencoba membahas prinsip dasar dari sintesis senyawa aromatis
Pada blog ini, kita perlu mengetahui apa itu sintesis, sintesis sendiri adalah membuat suatu produk dengan cara mereaksikan dua senyawa starting material sehingga terbentuklah produk itu. Hal tersebut dinyatakan sebagai sintesis. Namun bukan hanya sintesis, kita juga perlu mengetahui apa itu diskoneksi, diskoneksi ini diartikan sebagai pemutusan ikatan atau memecah molekul atau senyawa menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi. Bukan hanya istilah sintesis dan diskoneksi.
Dalam suatu sintesis haruslah ada yang namanya molekul target atau molekul yang akan kita sintesis nantinya yang mana nantinya molekul target ini akan dipotong agar menjadi bahan dasar dengan langkah interkonveksi gugus dan juga diskoneksi.
Interkonveksi gugus fungsi.
Interkonveksi ini akan dilakukan sebelum ditentukannya diskoneksi yang akan dilakukan dan juga ini akan berpengaruh pada sintesis senyawanya. Hal ini dilakukan agar senyawa itu dapat direaksikan lagi dengan metode yang cocok. Pada reaksi yang dilakukan, terkadang digunakan  senyawa yang biasa disebut dengan pelindung gugus.



Sinton
Sinton adalah suatu fragmen yang biasanya berupa kation atau anion yang merupakan suatu zat antara dalam suatu reaksinya.  Sinton ini akan membantu untuk menentukan reagen yang cocok digunakan dalam sebuah sintesis senyawa organik. Reagen inilah sebagai bahan dasar pada jenis sinton ini. Sinton biasanya akan digantikan dengan reagen apabila analisis dilakukan lengkap. Jika sinton anionik, maka reagennya hidrokarbon, jika kationik maka reagennya halida.

Diskoneksi dengan IGF dalam sintesis senyawa aromatik.
Digunakan 4 macam reaksi substitusi elektrofilik pada senyawa aromatik yaitu:
Reaksi halogenasi

Reaksi dari X2 dan FeX3 akan menghasilkan elektrofil X­+ yang berikatan dengan benzena.
Reaksi Nitrasi

HNO3 dan juga H2SO4 akan bereaksi menghasilkan NO2+ yang berfungsi sebagai elektrofil
Reaksi Sulfonasi

Pada reaksi ini, benzena lambat untuk mengalami reaksi dengan H2SO4 sehingga menghasilkan benzena sulfonat.
Reaksi Friedel-Crafts, reaksi ini sendiri terbagi menjadi alkilasi dan juga asilasi.
Reaksi alkilasi akan menggunakan elektrofil R+,

Reaksi asilasi elektrofilnya merupakan ion asilium.

Keempat reaksi tadilah yang akan terlibat dalam suatu sintesis senyawa organik.

Contoh sintesis senyawa sakarina yang dilakukan dengan pemisahan atau diskoneksi.
Senyawa sakarina (11) mengalami diskoneksi menjadi senyawa diasid(12) yang didiskoneksi melalui IGF dengan senyawa asam toluena-orto-sulfonat (13). Senyawa sulfonil klorida(14) akan memisahkannya dari produk para dengan mengalami reaksi sulfonasi (15). Yang mana pada hasilnya nantinya akan menghasilkan juga hasil samping toluena-p-sulfonil klorida.





Permasalahan :
1. Apakah dalam suatu sintesis senyawa organik dengan pendekatan diskoneksi ini memungkinkan  menggunakan lebih dari 1 reaksi elektrofilik?
2. Apakah pemutusan ikatan pada sintesis dengan pendekatan diskoneksi pada IGF dan sinton ini perlu untuk dilakukan? Apakah ada kemungkinan bahwa pemutusan ikatan ini tidak dilakukan?
3. Jelaskan apakah jika sintesis dengan menggunakan sinton harus menggunakan reagent? Apakah ada kemungkinan reagen ini tidak digunakan?

Komentar

  1. Saya akan menjawab permasalahan nomor 2. Diskoneksi artinya pemutusan ikatan dan juga menyederhanakan reaksi. Jadi, memenuhi maksud dari sintesis yang mana pada dasarnya juga menyederhanakan reaksi, tentulah diperlukan diskoneksi sehingga menurut pendapat saya tidak mungkin ditiadakan.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Hallo sulvi
    Saya Akan mencoba menjawab permasalahan yang nomor 3. Menurut Saya iya menggunakan reagen, karena reagen ini merupakan pengganti sinton dlaam suatu reaksi kimia yang terjadi, jadi menurut Saya reagen ini selalu digunakan dalam Proses sinton.
    Semoga membantu 🙏

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Pada pendekatan diskoneksi untuk senyawa aromatik secara umum dilakukan pada gugus fungsinya atau substituen nya. Dalam substitusi elektrofilik pada senyawa aromatik, sebuah atom ditambahkan dalam cincin aromatik, biasanya hidrogen, digantikan oleh suatu elektrofil. Contohnya pada reaksi halogenasi pada senyawa aromatik, yang bereran sbg elektrofilik ada X+ dihasilkan dari reaksi antara X2 + FeX3. Dengan memahami reaksi substitusi elektrofilik terhadap senyawa aromatik tersebut maka dapat menentukan dimana dilakukan diskoneksi pada tahap analisis, sehingga pada tahap sintesis akan didapatkan reaksi yang lazim terhadap senyawa aromatik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

STEREOKIMIA LANJUT PERSENYAWAAN KIMIA ORGANIK

Konformasi Struktur Persenyawaan Kimia Organik

Persenyawaan Kimia Organik Heterosiklik