Kekuatan Asam dan Basa dalam Kimia Organik
Pada
blog sebelumnya, kita telah mempelajari tentang prinsip-prinsip dalam sintesis
senyawa organik dan tak lupa pula juga retrosintesis analisis. Setelah pembahasan
tersebut, kali ini saya akan membahas tentang kekuatan asam dan basa dalam
kimia organik, yang mana kimia orgnaik sangat identik dengan senyawa yang
memiliki sifat asam atau sifat basa. Serta sifat ini memiliki kekuatannya
masing-masing untuk setiap campuran atau larutan. Sebelum dibahas secara
lanjut, ada baiknya kita mengetahui apa itu asam dan basa terlebih dahulul. Asam
dan basa ini didefinisikan menurut beberapa teori yaitu :
Teori
Arrhenius
Pada
teori arrhenius ini dijelaskan mengenai asam dan basa yang mana asam adalah zat
dengan H+ didalam air dan basa adalah zat yang memiliki OH-
didalam air. Jadi disimpulkan bahwa pada teori ini hanya berlaku didalam air. Tidak
hanya sebatas teori ini saja, namun juga ada teori lain yang berkembang.
Teori
Bronsted Lowry
Pada
teori ini, juga dikembangkan berdasarkan teori sebelumnya. Yang mana pada teori
ini lebih dijelaskan dengan baik dibandingkan sebelumnya. Tidak hanya pada air,
pada teori ini tidak hanya pada air. Pada teori ini asam diartikan sebagai
donor proton (H+) dan basa diartikan sebagai akseptor proton(H+).
Dalam teori ini kita diperkenalkan dengan pasangan dari asam dan basa yaitu
asam-basa konjugasi.
Contoh
lain yaitu :
Teori
Lewis
Teori
perkembangan asam basa selanjutnya adalah teori lewis yang mana pada teori ini
asam didefinisikan sebagai akseptor pasangan elektron (PEB) sedangkan untuk
basa nya adalah donor pasangan elektron (PEB). Yang mana bisa disimpulkan bahwa
asam dan basa ini berkaitan dengan PEB yang merupakan pasangan elektron bebas
yang terdapat didalam senyawa atau larutan.
Setelah
kita mempelajari teori mengenai asam basa ini, selanjutnya adalah kekuatan asam
basa. Semua asam dan juga basa tidak mengalami ionisasi atau berdisosiasi di
tingkatan yang sama, yang mana dengan pernyataan ini kita tahu bahwa asam dan
baha ini tidak memiliki kekuatan yang sama dalam menghasilkan ion H+
dan ion OH- dalam suatu larutan. Jadi kita tahu sekarang bahwa semua
asam dan semua basa belum tentu mempunyai kekuatan yang sama.
Kekuatan
asam. Berdasarkan hasil ionisasi suatu senyawa, larutan asam dibedakan menjadi
dua macam yaitu basa asam kuat dan juga asam lemah. Sama seperti asam, pada
basa juga berlaku hal yang sama yaitu dibedakan menjadi basa kuat dan basa
lemah. Berikut adalah hal yang mempengaruhi kekuatan dari asam dan basa:
1. Nilai Ka, Kb
Ka merupakan konstanta ionisasi dari suatu senyawa. Yang
mana jika dilihat dari reaksi , dan nilai Ka:
Yang mana bisa kita simpulkan apabila H3O+
dan A- besar maka konstantanya akan tinggi. Jika nilai Ka nya
semakin tinggi maka kekuatan asam dari senywa itu juga semakin tinggi.
Hal yang sama berlaku juga pada basa, yaitu nilai Kb. Sama
seperti diatas, jika nilai Kbnya semakin besar, maka kekuatannya juga akan
semakin besar. Perlu diingat bahwa jika Ka tinggi maka pKanya rendah.
2. Kekuatan ikatan
Kekuatan ikatan yang dimaksud disini adalah kekuatan
antara ikatan-ikatannya yang mana kekuatannya ini tersirat dari jumlah relatif
molekul dan juga ion yang ada dalam suatu larutan. Asam kuat biasanya memiliki
banyak ion dalam larutannya, oleh karena itu ikatan H dan A ini haruslah lemah
dan juga asam kuat mudah dipecah menjadi ion. Untuk asam lemah sendiri,
berbanding terbalik dengan asam kuat yang telah dijelaskan.
3. Keelektronegatifan
Nilai keelektronegatifan akan mempengaruhi nilai Ka
dari suatu larutan, yang mana dalam satu periode dari ke kiri kekanan akan
semakin besar nilai Ka nya, dan untuk saru golongan dari atas kebawah juka akan
semakin besar nilai Ka nya. Jika dibalikkan dari kanan ke kiri atau dari bawah
ke atas akan menurunkan nilai Ka nya.
4. Efek hibridisasi.
Karena sebelumnya kita juga telah membahas tentang
kekuatan ikatan. Hal ini akan memprediksi efek yang berlawanan dari itu. Contohnya
ikatan pada ethyne yang ikatannya kuat memiliki pKa yang kecil (25) berarti Ka
yang dimilikinya cukup besar. Kita tahu bahwa ethyne ini memiliki ikatan
rangkap 3 dengan hibridisasi sp. Lalu ada urutan kedua yaitu sp2
yang dimiliki pKa=44 berarti lebih lemah dibandingkan dengan sp. Begitu selanjutnya
untuk sp3, akan membuat pKanya semakin besar dan Kanya kecil yang berarti
kekuatan asamnya semakin kecil.
5. Efek induktif
Pada efek induktif ini dipengaruhi oleh tarik
elektrostatik dan stabilisasi anion yang disebabkan oleh keberadaan dipol dan
orientasi ujing positi terhadap oksigen yang bermuatan negatif. Jika dipol
diorientasikan diujung negatif menuju situs anion, akan terjadi destabilisasi
yang membuat keasaman menurun.
Asam benzoat
Asam benzoat adalah salah satu pengawet makanan yang terkenal dan banyak digunakan. Yang mana fungsinya memperlambat kerusakan makanan yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan juga mikroba lain yang berkerja dengan cara menghentikan proses pembusukan dan fermentasi bahan makanan. Salah satu minuman yang mengandung asam benzoat adalah minuman yang berkarbonasi seperi cocacola.
asam benzoat ini merupakan asam lemah yang mana dapat digunakan sebagai pengawet pada makanan yang mana memiliki mekanisme nya didasarkan pada permeabilitas membran sel pada mikroba terhadap molekul asa. Mekanisme adalah dengan sel mikroba yang memiliki pH yang netral ditembus atau berikatan dengan asam benzoat sehingga membuat senyawanya menjadi lebih asam. yang mana konsisi ini akan mengganggu kondisi mikroorganisme yang mana metabolismenya menjadi terhambat dan mati. Oleh sebab itu ia digunakan sebagai pengawet atau pelindung bagi makanan.
Asam sitrat
Asam sitrat adalah salah satu senyawa yang digunakan sebagai pengawet makanan dan minuman. Banyak digunakan untuk pengawet pada permen dan juga selai. Pada selai asam sitrat ini berguna untuk menekan sukrosa dan menyesuaikan pHnya.
Permasalahan.
1. Jika
diperhatikan dibawah terdapat nilai pKa untuk X yang berbeda. Pada X nya adalah
H nilai pKa nya tetap sama pada posisi orto, meta dan para. Namun mengapa pada
X diganti dengan unsur lain seperti Cl memiliki pKa yang berbeda-beda pada
posisi orto, meta dan para sehingga kekuatan asamnya pun berbeda-beda??
2. Perhatikan
isomer berikut ini:
Ketiga
senyawa ini mempunyai rumus molekul yang sama yaitu C5H12.
Apakah ketiga senyawa ini dapat memiliki kekuatan asam yang sama jika ditinjau
dari efek hibridisasi?
3. Perhatikan struktur dibawah ini :
Pentena dikenal memiliki isomer cis dan trans yang mana hanya berbeda pada posisi atau letaknya.
Jelaskan pandangan anda apakah kedua senyawa ini berkemungkinan untuk memiliki kekuatan asam yang
sama ataukah berbeda?
Saya Winda Sitia Elisabeth Sinaga akan mencoba menjawab permasalahan nomor dua. Menurut saya ditinjau dari hibridisasinya ketiga senyawa tersebut tidak memilik keasaman yang sama. karena ketiga senyawa tersebut berikatan dengan hibridisasi yang berbeda-beda, senyawa ketiga memiliki hibridisasi sp3, sementara senyawa kedua memiliki hibridisasi sp2 dan senyawa pertama memiliki hibridisasi sp
BalasHapus3. Menurut saya tingkat kekuatan asamnya sama karena posisi cis dan trans tidak berpengaruh kecuali jika posisinya kayak berada di orto, meta , para , kelektronegarifnya baru berpengaruh mengenai tingkat kekuatan asamnya .
BalasHapusNo.1 Substituen -Cl mempunyai kemampuan menarik ikatan melalui ikatan sigma, sehingga atom O menjadi relatif positif akibatnya atom H mudah dilepas sebagai H+ dan asamnya menjadi lebih kuat.
BalasHapus