Biomolekul Karbohidrat



Pada blog sebelumnya, saya telah sedikit menjelaskan tentang karbohidrat. Saya akan sedikit mengulas tentang karbohidrat ini, barulah saya akan memaparkan tentang masuknya karbohidrat dalam tubuh manusia. Karbohidrat ini tersusun dari unsur C, H dan juga O, yang mana unsur ini tersusun dalam gugus fungsi keton, aldehid, dan juga gugus hidroksi pada struktur karbohidrat. Segingga kita dapat mengetahui rumus umum dari karbohidrat ini adalah Cn(H2O)­m, contohnya seperti glukosa yang rumusnya C6H126.
            Dalam kehidupan ini, banyak sekali sumber-sumber dari karbohidrat yang dapat ditemukan di alam. Karbohidrat ini juga sumber energi bagi makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan juga manusia. Sumber karbohidrat yang dapat kita makan banyak sekali seperti kentang, jangung, ubi, pisang, dan juga padi yang dapat diolah sehingga menjadi nasi sebagai makanan pokok kita.

Masuknya Karbohidrat dalam Tubuh Manusia
            Saya akan memaparkan cara masuknya karbohidrat ini kedalam tubuh manusia, yang mana contohnya saya disini akan mengambil contoh makanan kentang. Dalam kentang karbohidrat yang terkandung tergolong polisakarida, yaitu pati. Pati dalam kentang ini mengandung amilosa(polisakarida) dan juga amilopektin(polisakarida yang tersusun dari α-glukosa). Kentang yang akan dikonsumsi oleh manusia dan akan melalui proses pencernaan dalam tubuh manusia.
            Dalam mulut, kita akan mengunyah kentang dan disini kelenjar saliva kita akan mengeluarkan air liur yang sangat berfungsi dalam proses pencernaan di dalam mulut yang mana mengandung enzim ptyalin atau enzim amilase yang dapat memecah pati menjadi maltosa. Lalu akan masuk kedalam tenggorokan dan memasuki lambung yang mana didalam lambung ia akan bercampur dengan asam lambung yang dapat membuat karbohidrat tadi menjadi lebih hancur. Lalu ke usus halus yang mana pada usus 12 jari terdpat enzim amilopsin atau enzim amilase yang dihasilkan dari getah pankkreas dan dapat memecah amilum yang belum terurai sempurna pada pencernaan yang terjadi pada mulut. Pada usus kosong(jejenum) inilah molekul-molekul disakarida akan dipecah menjadi karbohidrat yang lebih sederhana dengan bantuan enzim-enzim maltase, laktase dan sukrase. Karbohidrat dalam bentuk monosakarida ini akan diserap dengan hormon insulun dnegan mekanisme difusi dalam usus duodenum dan juga jejenum. Sehingga dapat dilakukan proses metabolisme karbohidrat dengan proses-proses tertentu yang akan menghasilkan ATP atau energi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

            Energi yang dibutuhkan oleh tubuh, tidak hanya diperoleh dengan pencernaan saja, namun harus dibantu dengan proses metabolisme karbohidrat sehingga dihasilkanlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Dilihat dari gambar diatas, diketahui dalam metabolisme karbohidrat ini terdapat beberapa proses yang dilakukan yaitu glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis dan glikolisis. Menurut pendapat pribadi saya, proses glikolisis ini lah yang menjadi puncak dalam menghasilkan energi.

Permasalahan
1. Pada saat seseorang melakukan diet karbohidrat, maka mereka akan mengurangi karbohidrat yang dikonsumsinya dari batas normal. Pada konsidi normal yang dibutuhkan sebanyak 225-325gr/hari, sedangkan pada diet karbohidrat dikurangi sehingga menjadi sebanyak 60-130 gr/hari. Jelaskan apakah hal ini dapat mempengaruhi energi yang dihasilkan dan apakah akan mempengaruhi kondisi tubuh kita?
2. Apakah rasa manis yang ada pada makanan dapat menggambarkan seberapa banyaknya karbohidrat yang ada pada makanan? Serta apakah setiap makanan yang memiliki rasa yang manis memiliki kandungan karbohidrat/glukosa?
3. Bagaimana cara kita mendapatkan energi pada saat berpuasa yang mana kita mengonsumsi apapun selama beberapa jam yang telah ditentukan?


Komentar

  1. Hai, saya Siti May Saroh akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3. Menurut saya, sebelum berpuasa kita kan biasanya makan. Biasanya yang kita konsumsi itu karbohidrat. Nah saat karbohidrat masuk, sebenarnya dia itu diolah menjadi glukosa (energi). Kalo ada yg lebih baru diubah ke glikogen melalui glikogenesis. Nah saat puasa inilah. Kalo energinya mulai sedikit baru yang glikogen nanti akan diubah menjadi energi melalui glikogenolisis. Semoga membantu :)

    BalasHapus
  2. Hai Sulviana
    Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor satu. Jadi ketika kita memakan makanan yang mengandung karbohidrat setelah di proses maka setelah makan itu kadar glukosa akan lebih tinggi setelah makan. Kemudian hormon insulin akan membukakan pintu agar glukosa dari darah masuk ke sel. Di sel itulah akan diubah menjadi energi, tp di sel otot dan hati gula disimpan sebagai cadangan energi. Bila karbohidrat yang kita konsumsi sedikit makan lebih sedikit energi yg dihasilkan sel juga sedikit, menyebabkan suplai energi berkurang. Akibatnya tubuh mencari alternatif lain yg dapat menggantikan karbohidrat yaitu lemak atau protein. Apabila suplai karbohidrat terus tak tercukupi maka lemak tubuh akan terpakai dan protein yang tadinya untuk pertumbuhan jadi berkurang. Ini bisa mengakibatkan tubuh kurus dan menderita KEP

    BalasHapus
  3. tingkat kemanisan pada suatu makanan tidak menentukan banyaknya karbohidrat yang terkandung didalam makanan tersebut. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana, karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana di dalam satu molekul. Suatu makanan dengan tingkat kemanisan yang tinggi bukan karena banyaknya karbohidrat yang terkandung didalam makanan tersebut melainkan ada jenis glukosa yang terkandung didalamnya sehingga memberikan rasa yang sangat manis seperti fruktosa.nah Fruktosa ini dinamakan juga levulosa atau gula buah yang merupakan gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Terdapat dalam buah-buahan dan madu, maupun dalam sukrosa. Dan setiap makanan yang memiliki rasa yang manis memiliki kandungan karbohidrat/glukosa karena glukosa lah yang menyebabkan rasa manis tersebut.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

STEREOKIMIA LANJUT PERSENYAWAAN KIMIA ORGANIK

Konformasi Struktur Persenyawaan Kimia Organik

Persenyawaan Kimia Organik Heterosiklik